Breaking News

Langit Flores Gelap Gulita hingga Hujan Kerikil Terjadi Usai Gunung Lewotobi Meletus


jabarmedsos.com Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, terjadi pada Senin, 7 Juli 2025 pukul 11.05 WITA dengan kolom abu mencapai ketinggian 18.000 meter. Letusan ini menyebabkan sejumlah desa di lereng gunung mengalami gelap gulita selama sekitar 10-15 menit akibat hujan abu vulkanik bercampur kerikil dan pasir yang mengguyur permukiman warga.

Warga di desa seperti Boru, Pululera, dan sekitarnya melaporkan kondisi sangat mengerikan dengan hujan kerikil dan pasir yang menutupi desa, serta suara dentuman kuat yang menyebabkan getaran hingga rumah-rumah bergetar. Warga diminta untuk berlindung di dalam rumah selama letusan untuk menghindari bahaya dari material vulkanik yang jatuh.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mengimbau warga di enam desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk menjauhi pusat erupsi dan menghindari aktivitas di sekitar pasar Boru sampai situasi kembali normal. Pemerintah dan aparat keamanan aktif melakukan sosialisasi dan pengawasan di wilayah terdampak.

Erupsi ini juga menyebabkan penutupan sementara beberapa bandara di NTT dan Bali akibat abu vulkanik yang menyebar, mengganggu penerbangan domestik dan internasional.
Dampak semakin luas akibat dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki diantaranya:

- Gelap gulita selama 10-15 menit di desa sekitar karena hujan abu dan kerikil

- Hujan pasir dan kerikil yang menutupi permukiman

- Getaran kuat dan suara dentuman besar yang membuat warga panik

- Imbauan evakuasi dan menjauhi pusat erupsi oleh BPBD

- Penutupan sementara bandara di wilayah terdampak

Situasi saat ini sudah mulai kondusif, namun kewaspadaan tetap tinggi mengingat status gunung masih level IV (awas).

Proses evakuasi dan imbauan dari BPBD setelah erupsi terjadi

Bagaimana proses evakuasi dan imbauan dari BPBD setelah erupsi terjadi? 

Setelah erupsi Gunung Lewotobi terjadi, BPBD dan pemerintah daerah langsung mengeluarkan **imbauan evakuasi kepada warga di radius bahaya**, khususnya di enam desa dalam radius sekitar 7 km dari pusat erupsi yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB). Warga diminta untuk:

- Mengosongkan desa dan mengungsi ke tempat aman yang telah disiapkan, seperti shelter atau lokasi pengungsian.

- Menghindari aktivitas di zona bahaya dan tidak kembali ke lokasi terdampak sampai kondisi benar-benar aman.

- Menggunakan masker dan pelindung untuk menghindari gangguan pernapasan akibat abu vulkanik.

- Mengikuti arahan dan informasi resmi dari BPBD dan PVMBG yang terus memantau situasi dan memberikan update.

Proses evakuasi dilakukan secara terkoordinasi dengan melibatkan aparat TNI, Polri, Satpol PP, dan tenaga kesehatan untuk mengamankan jalur evakuasi dan membantu warga pindah ke pengungsian dengan aman. Pos pengamanan dan penyekatan juga didirikan di titik-titik strategis untuk membatasi akses ke zona berbahaya dan mengendalikan keamanan.

Selain itu, BPBD dan pemerintah daerah menyiapkan logistik serta dukungan medis di lokasi pengungsian untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak. Mereka juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bahaya susulan seperti lahar hujan dan awan panas, serta mempersiapkan skenario evakuasi tambahan jika kondisi memburuk, diantaranya:

- Penetapan zona evakuasi dan pengosongan desa terdampak
- Koordinasi tim gabungan untuk evakuasi dan pengamanan
- Pemberian masker dan perlindungan bagi warga dari abu vulkanik
- Penyiapan lokasi pengungsian dan logistik pendukung
- Sosialisasi dan update informasi secara berkala
- Penyekatan akses ke zona bahaya untuk mencegah kerumunan dan kecelakaan

Semua langkah ini bertujuan untuk menjamin keselamatan warga dan meminimalkan risiko korban jiwa akibat erupsi Gunung Lewotobi.

(JBRMDS/05-18/02/25)

No comments