Untung dan Rugi Jika "Teras Cihampelas" Warisan Kang Emil di Bongkar
Teras Cihampelas adalah proyek monumental yang digagas oleh Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota Bandung pada 2017, dimasanya proyek RK tersebut dipuji-puji Jokowi kini menghadapi risiko dibongkar atas inisiatif Kang Dedi, karena dianggap gagal memenuhi fungsi dan menimbulkan masalah baru di kawasan tersebut.
Kang Emil menggagas "Teras Cihampelas" dengan tujuan menata kawasan Jalan Cihampelas yang padat dan kumuh, sekaligus memindahkan pedagang kaki lima (PKL) ke atas skywalk sepanjang sekitar 450-700 meter agar pejalan kaki lebih nyaman dan kawasan lebih tertata. Proyek ini mendapat pujian, termasuk dari Presiden Jokowi, karena dianggap inovatif dan sebagai ikon wisata Kota Bandung.
Namun, setelah Ridwan Kamil tidak lagi menjabat, kondisi Teras Cihampelas mulai memburuk. Banyak kios yang tutup, fasilitas terbengkalai, dan pengunjung berkurang drastis, terutama terdampak pandemi Covid-19. Hal ini menyebabkan banyak pedagang kembali berjualan di trotoar jalan, sehingga fungsi skywalk sebagai solusi kemacetan dan penataan PKL tidak optimal.
Kini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan pembongkaran Teras Cihampelas dengan alasan bangunan tersebut menyebabkan kemacetan, bau tidak sedap, dan memperburuk estetika kawasan. Wali Kota Bandung saat ini, Muhammad Farhan, juga menyebut ada wacana pelepasan aset dan pembongkaran, meski prosesnya belum pasti dan memerlukan pembicaraan dengan DPRD serta instansi terkait.
Ahli Tata Kota ITB paparkan untung-rugi pembongkaran Teras Cihampelas
Ahli dari Tata Kota dari ITB Denny Zulkaldi menilai pembongkaran Teras Cihampelas sejak awal sudah merupakan kesalahan kaprah. Teras Cihampelas dianggap bukan sekadar bangunan fisik, melainkan bagian dari upaya kota merespons kepadatan ruang dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, keputusan pembongkaran harus didasarkan pada kajian yang matang dan memperhatikan fungsi sosial-ekonomi serta keberlanjutan, bukan hanya alasan estetika atau tata ruang semata, lebih lanjut Denny menuturkan pembangunan skywalk Teras Cihampelas yang menelan anggaran Rp 48 miliar berada pada lokasi yang sama di Jalan Cihampelas. Idealnya, ia menyebut skywalk harus menyeberang melintasi jalan atau menuju wilayah lain. "Sejak awal Cihampelas cagar budaya gak bisa sembarangan diotak-atik," ujar Denny saat dihubungi, Sabtu (5/7/2025).
Dari sisi untung-rugi, Denny menjelaskan poin-poin utama :
Pertimbangan Kerugian pembongkaran:
- Merugikan pedagang kaki lima (PKL) yang bergantung hidup dari Teras Cihampelas. Mereka sudah berjuang bertahan selama bertahun-tahun dan kehilangan tempat berjualan berarti kehilangan mata pencaharian.
- Pembongkaran dianggap sebagai pemubaziran anggaran, karena bangunan ini dibangun dengan biaya sekitar Rp 80 miliar dari uang rakyat dan belum pernah mendapat perbaikan signifikan.
- Potensi hilangnya ikon dan pusat budaya yang sudah menjadi ciri khas Kota Bandung, serta fungsi sosial dan ekonomi yang masih berjalan.
- Risiko alienasi ruang sosial dan ekonomi jika pedagang dipindahkan ke lokasi yang terpisah dari jalur utama aktivitas.
Pertimbangan untung (yang diharapkan):
- Penataan ulang kawasan Cihampelas yang dianggap saat ini menyempit dan kurang tertata dengan baik, sehingga bisa mengurangi kemacetan dan bau tidak sedap di jalan.
- Upaya memperbaiki tata ruang dan estetika kota agar lebih tertata dan nyaman bagi pejalan kaki.
- Namun, rencana pembongkaran harus melalui proses perizinan dan diskusi panjang, termasuk kajian dari para ahli tata kota dan planologi.
Kesimpulannya, menurut ahli ITB dan para pedagang, pembongkaran Teras Cihampelas saat ini lebih banyak menimbulkan kerugian sosial dan ekonomi, serta dianggap sebagai langkah yang prematur tanpa kajian mendalam. Solusi yang lebih tepat adalah rehabilitasi dan pembinaan agar fungsi Teras Cihampelas tetap terjaga dan manfaatnya dapat dinikmati masyarakat luas.
(JBRMDS/05-18/02/25)
No comments