Breaking News

Mengapa Sound Horeg Sering Menimbulkan Pro Dan Kontra Di Masyarakat


Sound horeg adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suara yang dihasilkan oleh pengeras suara atau sound system yang terlalu keras dan mengganggu, Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suara yang tidak hanya keras, tetapi juga mengganggu dan tidak nyaman didengar.

Tren penggunaan sound system dengan daya besar yang menghasilkan suara bass sangat keras dan getaran kuat, populer terutama di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Sound Horeg biasanya muncul dalam acara besar seperti perayaan, karnaval, pesta, hingga takbiran, dengan ciri khas dentuman bass yang menggema dan mampu terdengar hingga radius luas. Namun, suara yang terlalu keras dapat menyebabkan gangguan bagi orang-orang di sekitarnya, sehingga penting untuk mempertimbangkan volume suara dan memastikan bahwa tidak mengganggu orang lain.

Asal-usul Sound Horeg

Bermula dari tradisi masyarakat Banyuwangi yang suka adu sound system saat malam takbiran menjelang Idul Fitri dan Idul Adha. Fenomena ini kemudian berkembang dan menyebar ke daerah lain, seperti Malang dan Pati, dengan pawai dan acara karnaval yang menampilkan sound system sebagai bintang utama, menggabungkan unsur tradisional dan modern.

Makna kata "horeg"

"Horeg" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bergerak" atau "bergetar", sehingga Sound Horeg secara harfiah berarti suara yang menyebabkan getaran. Fenomena ini bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi ekspresi budaya yang menggabungkan musik elektronik dengan unsur tradisional seperti tarian Jaranan.
Dampak dan kontroversi Sound Horeg cukup signifikan. Di satu sisi, ia menjadi hiburan dan identitas budaya bagi sebagian masyarakat. Namun di sisi lain, suara keras dan getaran yang dihasilkan sering menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitar, terutama bagi bayi, orang sakit, dan lansia. Penggunaan sound system besar ini juga memicu perdebatan soal etika dan pengaturan volume demi menjaga ketenangan masyarakat.

Secara fisika, fenomena ini berkaitan dengan gelombang bunyi, resonansi, dan interferensi yang menyebabkan suara terdengar sangat keras dan bergetar, namun istilah "Sound Horeg" sendiri lebih merupakan istilah gaul yang belum memiliki asal ilmiah resmi.

Suara keras sound horeg dapat mengganggu kesehatan

Suara keras dari sound horeg bisa mengganggu kesehatan dan keamanan karena tingkat kebisingannya yang sangat tinggi, sering melebihi 135 desibel (dB), jauh di atas batas aman pendengaran manusia yang sekitar 85 dB selama 8 jam. Berikut penjelasannya:

- Gangguan pendengaran: Suara keras merusak sel rambut halus di koklea telinga bagian dalam yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik ke otak. Kerusakan ini bersifat permanen dan dapat menyebabkan tinnitus (telinga berdenging) bahkan ketulian.

- Gangguan sistem saraf dan mental: Paparan suara keras dan getaran bass yang berlebihan dapat mengganggu sistem saraf pusat, menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, gangguan kecemasan, dan stres.

- Risiko kardiovaskular: Suara keras memicu respons stres dengan peningkatan hormon adrenalin, yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, berpotensi memicu serangan jantung dan aritmia.

- Gangguan tidur dan kualitas hidup: Kebisingan berlebihan menyebabkan gangguan tidur, stres, menurunkan konsentrasi dan produktivitas, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang yang bekerja pagi hari.

- Bahaya fisik dan keamanan: Getaran suara yang sangat kuat dapat merambat ke bangunan di sekitar, menyebabkan kerusakan struktural rumah warga dan potensi kecelakaan akibat pemasangan sound system yang tidak aman.

Karena efek-efek ini, suara keras sound horeg tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga berisiko serius terhadap kesehatan fisik dan mental masyarakat serta keamanan lingkungan sekitar.

(JBRMDS/05-18/02/25)

No comments