Breaking News

Neraka 40 Jam, Pada Tragedi Kecelakaan Kapal Tampomas II


jabarmedsos.com - Api menjalar dari sebuah kapal, Jerit ketakutan, Keras melebihi gemuruh gelombang yang datang, Sejuta lumba-lumba mengawasi cemas, Risau camar membawa kabar tampomas terbakar, Risau camar memberi salam, Tampomas Dua tenggelam, Asap kematian dan bau daging terbakar, Terus menggelepar dalam ingatan.

Sebait lagu dari Iwan Fals, yang menggambarkan kesedihan dan tragedi yang dialami para penumpang kapal Tampomas II, sekaligus menjadi penghormatan bagi mereka yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Iwan Fals menggunakan lagu ini untuk mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan kemanusiaan.

KMP Tampomas II adalah kapal penumpang milik PT Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) yang mengalami tragedi terburuk pada tahun 1981, yaitu kebakaran dan tenggelam di perairan sekitar Kepulauan Masalembo, Laut Jawa. Kapal ini sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi ketika musibah terjadi pada tanggal 25 Januari 1981 dan akhirnya tenggelam pada 27 Januari 1981.

Penyebab Tenggelamnya Kapal Tampomas

Penyebab tenggelamnya Kapal Tampomas II adalah kebakaran yang bermula dari percikan api di kabin kendaraan pada dek kapal. Api kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh bagian kapal dan tidak dapat dikendalikan meskipun sudah dilakukan upaya pemadaman.
Kebakaran ini diperparah oleh beberapa faktor antara lain:

- Rendahnya disiplin dan kesadaran keselamatan penumpang dan awak kapal, termasuk tidak mematuhi larangan merokok yang diduga menjadi sumber api awal.

- Kerusakan mesin dan kebocoran bahan bakar yang menyebabkan asap dan api semakin membesar di ruang mesin dan generator kapal.

- Cuaca buruk yang menghambat proses penyelamatan dan evakuasi penumpang oleh kapal-kapal lain yang datang membantu.

- Matinya listrik dan sistem komunikasi akibat kebakaran, sehingga kapal tidak bisa mengirimkan sinyal darurat secara optimal dan sulit mengendalikan situasi.

- Ledakan di ruang mesin dan tabung LPG dapur kapal yang terjadi setelah kebakaran semakin mempercepat kerusakan kapal hingga akhirnya kapal miring dan tenggelam ke dasar laut pada 27 Januari 1981.

Perkiraan Jumlah Korban Kapal Tampomas II

Penumpang yang awalnya sekitar 2.174 orang, termasuk penumpang gelap, terjebak dalam kapal yang terbakar selama hampir 40 jam. Evakuasi sangat sulit karena hanya ada satu pintu menuju dek atas dan sekoci yang terbatas kapasitasnya, serta kurangnya koordinasi dari awak kapal. Banyak penumpang nekat terjun ke laut untuk menyelamatkan diri, sementara kapal lain seperti KM Sangihe berusaha melakukan penyelamatan dengan mengangkut penumpang yang terapung di laut.

Pada 27 Januari siang, setelah ledakan keras yang diduga dari tabung LPG, kapal mulai miring dan tenggelam dalam waktu kurang dari 20 menit, menewaskan ratusan penumpang. Korban tewas diperkirakan antara 288 hingga lebih dari 800 orang, dengan sekitar 700 orang berhasil diselamatkan. Kapten Abdul Rivai termasuk yang terakhir meninggalkan kapal dan ditemukan meninggal dunia setelah tenggelamnya kapal.

Peristiwa ini dikenal sebagai "neraka 40 jam di laut" karena penderitaan panjang para penumpang yang terjebak dalam kebakaran dan evakuasi yang kacau di tengah badai dan gelombang tinggi. Tragedi ini menjadi salah satu kecelakaan kapal terburuk dalam sejarah pelayaran Indonesia.

(JBRMDS/05-18/02/25)

No comments