Kronologi KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Puluhan Orang Masih Hilang
Kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025, saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal ini membawa total 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta mengangkut 22 unit kendaraan, termasuk truk tronton.
Kronologi kejadian bermula sekitar pukul 23.20 WIB saat kapal mengalami kebocoran di ruang mesin dan kemudian blackout total pada pukul 23.35 WIB. Tidak lama setelah itu, kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan dengan posisi terakhir tercatat di koordinat -08°09.371', 114°25.1569'.
Operasi SAR gabungan dari Basarnas, TNI AL, BPBD, dan Satpolair masih berlangsung intensif untuk mencari dan mengevakuasi korban. Sampai Kamis (3/7/2025), sebanyak 31 orang telah ditemukan selamat, sementara korban meninggal dunia dilaporkan bertambah menjadi 5 orang. Namun, masih ada sekitar 32 orang yang belum ditemukan dan dalam pencarian.
Beberapa korban selamat berhasil menyelamatkan diri menggunakan sekoci dan telah dibawa ke posko Gilimanuk untuk pendataan dan perawatan medis.
Deskripsi sebagai berikut:
- Kapal: KMP Tunu Pratama Jaya
- Lokasi: Selat Bali, rute Ketapang-Gilimanuk
- Waktu: Malam 2 Juli 2025
- Penumpang & kru: 65 orang
- Kendaraan: 22 unit
- Korban selamat: 31 orang
- Korban meninggal: 5 orang
- Korban hilang: sekitar 32 orang
- Penyebab: Kebocoran ruang mesin
Langkah Penyelamatan dan Pencegahan
Tim SAR masih terus berupaya melakukan pencarian dan evakuasi korban lainnya.
langkah keselamatan diambil sebagai berikut:
- Dilakukan operasi pencarian dan penyelamatan melibatkan berbagai instansi seperti Basarnas dan TNI AL untuk mencari dan mengevakuasi korban.
- Diperbaiki sistem tanggap darurat di pelabuhan, khususnya di jalur padat, dengan tim rescue siaga 24 jam.
- Evaluasi kapal dan operator dilakukan untuk memastikan keselamatan, termasuk pelatihan awak kapal.
- Meningkatkan standar keselamatan transportasi laut dengan pengawasan dan penerapan standar yang ketat.
- Diperkuat sistem peringatan dini untuk cuaca buruk.
- Transparansi informasi untuk publik dan keluarga korban ditingkatkan.
- Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap kondisi cuaca serta mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Langkah ini bertujuan mencegah kejadian serupa di masa depan.
(JBRMDS/05-18/02/25)
No comments