Breaking News

Kapal Wisata Karam di Pulau Tikus Bengkulu: 8 Tewas, Investigasi Masih Berlanjut

Bengkulu — Dunia pariwisata Bengkulu tengah berduka. Sebuah kapal wisata bernama Tiga Putra yang mengangkut lebih dari seratus penumpang karam di perairan Pulau Tikus pada Minggu sore, 11 Mei 2025. Peristiwa tragis ini menewaskan delapan orang, sementara puluhan lainnya sempat hilang sebelum akhirnya berhasil ditemukan selamat.

Tragedi di Tengah Cuaca Buruk

Kapal Tiga Putra berangkat dari Pulau Tikus menuju Pantai Malabero, Kota Bengkulu, membawa total 104 orang, termasuk 98 wisatawan, satu nakhoda, dan lima anak buah kapal. Dalam perjalanan pulang, kapal menghadapi cuaca ekstrem dan ombak besar. Mesin kapal dilaporkan mati mendadak, disusul kebocoran pada lambung yang menyebabkan kapal kehilangan kendali dan tenggelam sekitar pukul 16.00 WIB.

“Gelombangnya tiba-tiba tinggi, mesin mati, dan kapal miring. Beberapa penumpang langsung panik, sebagian lompat ke laut,” ujar seorang saksi selamat, Deni (32), yang ikut dalam perjalanan naas tersebut.

8 Korban Jiwa, Puluhan Selamat

Tujuh orang dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Satu korban lainnya menghembuskan napas terakhir di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara pada malam harinya. Dengan demikian, total korban meninggal menjadi delapan orang. Sementara 97 lainnya berhasil diselamatkan berkat operasi cepat dari tim SAR, BPBD, dan nelayan sekitar.

Sepuluh orang yang sempat dinyatakan hilang juga ditemukan selamat setelah pencarian intensif selama beberapa jam. Beberapa korban mengalami luka ringan hingga sedang dan dirawat di rumah sakit terdekat.

Investigasi dan Penutupan Sementara Operasi Wisata

Pascakejadian, aparat kepolisian dari Polresta Bengkulu memeriksa tujuh orang, termasuk pemilik kapal, nakhoda, dan enam ABK. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian prosedur keselamatan, kapasitas penumpang yang melebihi batas, serta pengabaian peringatan cuaca dari BMKG.

“Kami akan tindak tegas bila ditemukan unsur kelalaian atau pelanggaran hukum,” tegas Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Aris Sulistyo. [1][6]

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengunjungi posko tanggap darurat di Pantai Panjang dan menyatakan duka cita mendalam atas kejadian ini. Ia juga menekankan pentingnya audit menyeluruh terhadap pengelolaan wisata laut di wilayahnya.

“Ini momentum evaluasi besar. Nyawa manusia bukan harga tiket wisata,” ujar Gubernur Helmi.

Sebagai langkah preventif, akses wisata ke Pulau Tikus dengan kapal wisata Tiga Putra resmi ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.

Pulau Tikus: Pesona yang Menyimpan Bahaya?

Pulau Tikus, yang terletak sekitar 13 kilometer dari Kota Bengkulu, dikenal sebagai surga wisata bahari dengan hamparan pasir putih dan keindahan bawah laut. Namun tragedi ini menjadi tamparan keras bahwa potensi pariwisata harus diimbangi dengan standar keselamatan yang ketat.

“Pulau Tikus memang indah, tapi infrastruktur keselamatan lautnya belum maksimal,” ujar pemerhati pariwisata lokal, Syarifudin Malik.

Evaluasi Menyeluruh dan Komitmen Pemerintah

Insiden ini menjadi pengingat bahwa keselamatan wisatawan adalah prioritas utama. Pemerintah daerah menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap penyedia jasa wisata laut dan memastikan kesiapan armada sebelum diberangkatkan.

Karamnya kapal wisata Tiga Putra bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga ujian serius bagi tata kelola pariwisata laut di Bengkulu. Saat ini, harapan tertuju pada kejelasan hasil investigasi dan reformasi sistem pengawasan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

No comments