Breaking News

Politisi PDIP Beathor Suryadi, Sebut Ijazah Jokowi Dicetak Di Pasar Pramuka Jakarta


Isu bahwa ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dicetak di Pasar Pramuka, Jakarta, muncul dan menjadi polemik hangat, isu ini muncul pertama kali datang dari politisi senior PDIP, Beathor Suryadi yang secara terbuka menuding bahwa ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) palsu dan dicetak di Pasar Pramuka, Jakarta saat persiapan Pilkada DKI 2012. Beathor bahkan menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat dalam pembuatan ijazah tersebut dan mengklaim mendapat informasi dari mantan rektor UGM yang menyatakan tidak pernah ada Jokowi sebagai mahasiswa Kehutanan UGM.

Kontan saja pernyataan Beathor ini memicu kontroversi dan mendapat bantahan keras dari sesama kader PDIP lain, seperti Prasetyo Edi Marsudi, yang mempertanyakan motif Beathor dan membantah tudingan tersebut. Beathor sendiri kemudian diberhentikan dari jabatannya di Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) setelah mengungkapkan isu ini.

Bagaimana tanggapan resmi dari Universitas Gadjah Mada soal isu ini

Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi menegaskan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo dan menolak tuduhan ijazah palsu yang beredar. UGM menyatakan bahwa Jokowi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan, telah mengikuti ujian, yudisium, dan wisuda, serta dokumen asli ijazah dan skripsinya masih ada dan dapat dibuktikan di fakultas tersebut.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyesalkan informasi menyesatkan yang disebarkan, terutama soal penggunaan font Times New Roman yang dianggap tidak sesuai era 1980-an. UGM menjelaskan banyak lulusan lain juga menggunakan font serupa, sehingga hal itu bukan indikasi palsu.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro, menegaskan UGM hanya menjelaskan berdasarkan dokumen yang ada dan tidak membela siapapun secara personal. UGM juga menolak tuduhan bahwa kampus melindungi Jokowi secara khusus.
UGM bahkan memberikan sejumlah dokumen kepada perwakilan pengamat untuk memperjelas keaslian ijazah tersebut dan menolak polemik yang berkembang di media sosial.

(JBRMDS/05-18/02/25)

No comments