Tips Pengusaha/Pengelola Hotel Dan Tempat Wisata Mensiasati Kebijakan Pelarangan Study Tour Agar Tetap Survive
Bandung - Pengusaha Hotel dan Tempat Wisata bukan hanya menikmati pasar yang sudah ada dan terkondisikan tetapi harus lebih inovatif dan dinamis menciptakan peluang pasar yang baru, Kebijakan apapun akan berdampak baik atau buruk tergantung dari "pola pikir dan kecepatan merespon pasar".
Contohnya Kebijakan efisiensi anggaran dan pelarangan study tour jika cara pandang negatif maka hanya akan melahirkan keluhan yang umumnya mereka mengkawatirkan;
1.Penurunan okupansi hotel
Berkurangnya tamu baik yang menginap maupun rapat kerja.
2. Pembatalan kunjungan study tour
Puluhan bahkan ratusan rombongan tour membatalkan kunjungan.
3. Dampak terhadap ekosistem pariwisata
Pengelola objek wisata, restoran, rumah makan, serta usaha cendera mata terdampak sepinya kunjungan.
4. Kekhawatiran PHK dan penurunan pendapatan
Penurunan okupansi dan kunjungan wisata berpotensi menyebabkan pengurangan karyawan.
Pengusaha/Pengelola Hotel dan Tempat Wisata harus lebih Inovatif serta Dinamis dengan "pola pikir" yang positif
Saatnya Pengusaha/Pengelola Hotel dan Wisata lebih inovatif dan dinamis mensiasati bukan hanya bergantung dengan pasar yang ada Mereka harus bisa menciptakan peluang pasar yang baru supaya tetap bisa survive dan melihat kebijakan pemerintah dari sudut serta cara pandang yang berbeda. Mereka harus bisa memaksimalkan potensi yang ada seperti:
• Mengembangkan paket wisata alternatif
Berfokus pada segmen keluarga, wisatawan individu, atau kelompok kecil, serta paket wisata indoor seperti workshop kuliner, kelas kerajinan, atau atraksi budaya yang tidak tergantung pada cuaca dan rombongan besar.
• Mengoptimalkan pemasaran digital
Harus bisa meningkatkan visibilitas online melalui SEO, media sosial, influencer marketing, dan kampanye email untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam.
• Menerapkan strategi harga dinamis
Strategi diskon dan paket promosi, untuk menarik wisatawan di luar musim ramai dan meningkatkan okupansi.
• Membangun kemitraan dengan berbagai pihak
Bersinergi antara hotel, restoran, dan atraksi lokal untuk menciptakan paket wisata terpadu yang memberikan nilai tambah dan pengalaman unik bagi wisatawan.
• Mengubah fokus dari kuantitas ke kualitas
Dengan menghadirkan aktivitas yang personal dan interaktif, sehingga menarik wisatawan dan memberi pengalaman berbeda dan berkesan.
• Meningkatkan inovasi produk wisata indoor
Mengurangi ketergantungan pada kunjungan rombongan besar seperti study tour.
Dengan strategi ini diharapkan Pengusaha/pengelola hotel dan tempat wisata bisa tetap survive dalam menghadapi perubahan yang ada.
(JBRMDS/05-18/02/25)
.
No comments