Masa Keemasan Pasar Baru Telah Berlalu, Tinggal Jejak Kios-kios Kosong
Jakarta - Pasar Baru Jakarta adalah pusat perbelanjaan tertua, dimasanya tempat yang sangat ramai dikunjungi orang dari berbagai kalangan dan status sosial. Didirikan pada tahun 1820 saat kota masih bernama Batavia. Awalnya, Pasar Baru dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa yang tinggal di kawasan Weltevreden (sekarang Sawah Besar) dan menjadi pusat perdagangan yang ramai dengan pedagang dari Tionghoa, India, dan Arab. Pada masa kolonial, Pasar Baru dikenal dengan toko-toko bergaya arsitektur Tionghoa dan Eropa, serta menjadi tempat favorit orang Belanda berbelanja dan bersosialisasi.
Dulu, Pasar Baru sangat hidup dan ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan ketika pegawai Hindia Belanda libur. Kawasan ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil, pakaian, sepatu, dan berbagai kebutuhan lainnya, serta memiliki bioskop dan rumah makan legendaris seperti Bakmi Gang Kelinci.
Namun, kondisi Pasar Baru kini sangat berbeda. Sejak pandemi Covid-19, pengunjung pasar menurun drastis hingga membuat suasana pasar menjadi sepi seperti "kuburan". Banyak pedagang mengalami penurunan omzet hingga 50% karena berkurangnya pembeli dan persaingan dengan belanja online yang semakin populer.
Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Jakarta Pusat berencana melakukan revitalisasi dan penjenamaan Pasar Baru dengan melibatkan berbagai instansi dan yayasan. Rencana ini bertujuan mengembalikan Pasar Baru sebagai pusat ekonomi dan budaya yang ramai, dengan kegiatan seperti festival bazar dan pelestarian bangunan bersejarah di sekitarnya.
Singkatnya, Pasar Baru dulu adalah pusat perdagangan yang sangat hidup dan menjadi ikon kota Batavia/Jakarta, sementara sekarang menghadapi tantangan sepinya pengunjung dan penurunan ekonomi, sehingga sedang direncanakan revitalisasi untuk mengembalikan kejayaannya.
(JBRMDS/05-18/02/25)
No comments