Breaking News

TRANSISI ENERGI GLOBAL DAN PERAN TOKOH UTAMA DALAM MENDORONG ENERGI TERBARUKAN

Jakarta — Dunia tengah berpacu dengan waktu dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mempercepat transisi menuju energi bersih. Energi terbarukan seperti tenaga surya, panas bumi, dan kendaraan listrik (EV) menjadi tulang punggung dalam upaya global mencapai net zero emission. Di tengah perubahan ini, para tokoh utama dari sektor teknologi, bisnis, dan pemerintahan berperan penting dalam membentuk arah dan keberhasilan transisi energi.

Percepatan Energi Terbarukan di Dunia

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 35% pada 2024, menjadikannya sektor energi terbarukan dengan ekspansi tercepat di dunia. Meski pada 2025 diproyeksikan pertumbuhannya melambat menjadi 11% akibat kendala infrastruktur dan regulasi, tren jangka panjang tetap menunjukkan peningkatan signifikan.

Investasi global dalam transisi energi hijau pun telah mencapai angka fantastis—lebih dari US$3 triliun sejak 2021. Ini mencerminkan komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon dan pembentukan ekonomi rendah karbon.

Selain itu, energi nuklir kembali menjadi sorotan. Dengan sekitar 440 reaktor aktif di 32 negara dan kapasitas 390 GWe, nuklir menyumbang sekitar 9% dari total listrik global. Sumber energi ini dinilai mampu menyediakan pasokan energi stabil, terutama saat sumber terbarukan lainnya bergantung pada cuaca.

Tokoh global seperti Jim Pagano, CEO Terra-Gen Power Holding America, menjadi ujung tombak dalam kolaborasi lintas negara untuk proyek energi bersih. Ia dikenal aktif mendorong kemitraan transnasional demi mempercepat penetrasi teknologi terbarukan, termasuk energi angin dan penyimpanan baterai skala besar.

Peran Indonesia dan Tokoh Nasional Energi

Indonesia, yang dikaruniai potensi energi terbarukan lebih dari 3.500 GW, mulai memperlihatkan arah strategisnya. Energi surya, bioenergi, angin, dan terutama panas bumi—di mana Indonesia menduduki peringkat kedua dunia—menjadi fokus utama pembangunan berkelanjutan nasional.

PT Pertamina New & Renewable Energy (NRE) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memegang peranan sentral dalam mendorong investasi hijau. CEO NRE John Anis menegaskan pentingnya sinergi dengan sektor pemerintah dan internasional untuk memastikan pembiayaan proyek berkelanjutan.

Di tingkat internasional, Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio tampil di Abu Dhabi Sustainability Week 2025, menggarisbawahi bahwa Indonesia siap menjadi pemimpin energi panas bumi dunia, khususnya di kawasan ASEAN.

Pengakuan terhadap peran tokoh nasional juga diberikan melalui Penghargaan Listrik Indonesia 2024, yang menobatkan:

1. Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi sebagai inisiator utama energi hidrogen Indonesia.
2. Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., M.T. atas dedikasinya di bidang akademik untuk riset energi listrik terbarukan.

3. Fabby Tumiwa, Ketua AESI, sebagai pejuang energi surya yang konsisten mendesak kebijakan pro-PLTS.
Sementara itu, legislator Sugeng Suparwoto dari DPR RI menyuarakan urgensi mempercepat bauran energi hijau. Ia mengangkat Sulawesi Selatan sebagai model sukses pengembangan energi air dan angin, serta menegaskan pentingnya mengurangi dominasi batu bara dalam bauran energi nasional.

Energi Bersih, Tanggung Jawab Bersama

Transformasi energi bukan hanya tantangan teknis, tetapi juga tantangan kepemimpinan. Tokoh-tokoh dunia dan nasional telah membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari visi dan keberanian untuk bertindak. Dunia membutuhkan lebih banyak figur seperti Jim Pagano, Eniya Listiani Dewi, dan Fabby Tumiwa untuk mendorong teknologi, membangun kemitraan, dan meyakinkan publik akan pentingnya energi bersih bagi masa depan planet ini.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan negara, target ambisius seperti net zero emission bukan lagi sekadar mimpi, melainkan jalan menuju peradaban yang lebih hijau dan berkelanjutan.

No comments