Breaking News

Scan Mata WorldID Gegerkan Indonesia: Imbalan Uang Vs Ancaman Privasi



Jakarta – Fenomena pemindaian retina mata oleh WorldID, bagian dari proyek kripto global Worldcoin, tengah menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dengan iming-iming imbalan berupa uang tunai, ribuan warga dari berbagai kota seperti Bekasi, Depok, hingga Jakarta rela mengantre demi memindai iris mata mereka melalui perangkat bernama Orb.

WorldID dikembangkan oleh Tools for Humanity, perusahaan besutan Sam Altman—pendiri OpenAI. Teknologi ini bertujuan menciptakan identitas digital global berbasis biometrik yang terintegrasi dengan sistem blockchain Ethereum. Sebagai kompensasi, pengguna mendapatkan token Worldcoin (WLD) yang bisa dikonversi menjadi rupiah.

Namun di balik imbalan menggiurkan, muncul kegelisahan publik soal keamanan data. Beberapa warga mengaku kecewa lantaran tidak bisa mencairkan token akibat gerai layanan yang mendadak tutup. “Saya sudah scan mata dan klaim pertama cair. Tapi klaim kedua gagal karena kantornya tutup,” ujar Udin, warga Bekasi. Sebaliknya, sebagian warga seperti Devi justru merasa lega karena layanan dihentikan, mengingat kekhawatiran terhadap penyalahgunaan data retina mereka.

Menanggapi kegaduhan ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas dengan membekukan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) WorldID. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menegaskan pihaknya akan memanggil pengelola layanan untuk klarifikasi dugaan pelanggaran tata kelola sistem elektronik di Indonesia.

Sorotan juga datang dari parlemen. Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyebut pengumpulan data biometrik oleh pihak asing berpotensi disalahgunakan. “Perlu regulasi tegas, bahkan mungkin undang-undang khusus, untuk mengatur perlindungan data biometrik warga,” kata Dave.

Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengingatkan bahwa meski Worldcoin tampak legal, pengumpulan data sensitif seperti biometrik tetap menyimpan risiko besar. “Data biometrik tidak bisa diubah seperti password. Sekali bocor, konsekuensinya jangka panjang,” jelasnya.

Fenomena WorldID menjadi pelajaran penting bagi Indonesia: betapa rentannya publik terhadap iming-iming ekonomi digital yang tampaknya mudah, namun bisa mengorbankan privasi dan keamanan jangka panjang. Pemerintah pun dituntut lebih proaktif membangun sistem regulasi yang adaptif terhadap inovasi teknologi global. 

No comments