Dhanurendra dan Grunge Religiusnya Tembus Radio RAS FM 95,5 : Sebuah Eksistensi di Tengah Kebisingan Digital
Jakarta — Di tengah maraknya dominasi media sosial dan konten digital yang serba instan, penyanyi sekaligus vokalis band grunge Dirty Frank, Yuddie Vedder Dhanurendra akrab dipanggil YV, memilih jalur yang tak lazim bagi generasi musisi masa kini. Ia tampil di salah satu radio legendaris ibu kota, RAS FM 95,5 Jakarta, dalam sebuah sesi eksklusif yang dipandu oleh penyiar senior Mas Bony. Di tengah kebisingan internet dan algoritma media sosial, Dhanurendra justru menegaskan bahwa radio tetaplah medium strategis, terutama bagi segmen pendengar tradisional yang masih setia.
Dalam sesi tersebut, Dhanurendra mempromosikan single terbarunya yang berjudul "Apakah Benar dan Memang Benar" (ABDMB). Lagu ini bukan sekadar karya musik, tapi semacam monolog eksistensial dalam balutan suara raungan grunge dan lirik yang menyentuh sisi spiritual manusia. “Radio itu punya pendengar yang loyal. Mereka bukan sekadar lewat, tapi mendengarkan. Dan itu penting untuk karya seperti ini,” ujar Dhanurendra di tengah sesi wawancaranya.
Single ABDMB membawa warna baru di dunia musik alternatif Indonesia: grunge dengan lirik religius. Sebuah kombinasi yang jarang muncul, namun justru menjadi penanda keberanian Dhanurendra dalam menantang pakem. Lagu ini menyuarakan pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia tentang hidup, kematian, dan keberadaan Tuhan. Di antara distorsi gitar yang garang dan hentakan drum yang dalam, lirik seperti “Apakah benar kita hidup di dunia ini?” dan “Memang benar semua ini hanya titipan punya Ilahi” muncul seperti doa yang resah, mengguncang kesadaran.
Dalam perbincangannya bersama Mas Bony, Dhanurendra juga membocorkan rencana untuk single selanjutnya yang akan dirilis dalam waktu dekat, berjudul "Tujuan Akhir Manusia". Video klipnya direncanakan shooting sekitar Agustus 2025, bertepatan dengan jadwal konsernya di sebuah event besar di Jawa Tengah. “Temanya tetap sama, tentang eksistensi dan pencarian makna hidup, tapi kali ini lebih visual, lebih teologis,” ungkapnya.
Dhanurendra menyebut konsep besar di balik trilogi karyanya ini sebagai “ABDMB: Antara Kebenaran, Keabadian, dan Kecemasan Grunge.” Baginya, musik bukan hanya hiburan, melainkan arena kontemplatif – tempat di mana pertanyaan-pertanyaan berat tentang kehidupan bisa disuarakan dengan jujur, keras, dan tanpa takut.
Di era yang menjual ketenaran dalam bentuk algoritma dan likes, Dhanurendra hadir sebagai penanda bahwa ketulusan dalam berkarya masih punya tempat. Dan radio, dengan segala kerentanannya di zaman digital, tetap menjadi ruang intim di mana karya-karya seperti ABDM bisa bernapas dan tumbuh bersama pendengarnya yang masih berani berpikir.
Radio mungkin tak lagi digandrungi sebagian besar anak muda, tapi justru di situ Dhanurendra menemukan ruang sunyi yang menguatkan: tempat di mana suara tidak berlomba-lomba untuk viral, tapi untuk didengar.
-Eman Rusiyaman-
Simak di:
Youtube:
Spotify:
Instagram:
#yuddievedder #yuddievedderdhanurendra #dhanurendra #yv #apakahbenardanmemangbenar #vocalisdirtyfrank #dirtyfrankband #grunge #music #radio #jakarta #indonesia #jabarmedsos
No comments