Sebuah Refleksi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan Memperingati Acara 70 Tahun Konferensi Asia Afrika
JABAR MEDSOSNEWS - Bandung, 29 April 2025 – Dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika, Program Studi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional Universitas Pasundan memperkuat kerjasama strategis dengan Basnur Academy, yang dimulai dengan partisipasi aktif dalam diskusi publik bertema buku "AFRIKA dalam Pandangan Pemuda Indonesia". Diskusi ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya memperingati tujuh dekade Konferensi Asia Afrika dan berlangsung di Gedung PT Pos Indonesia, Jalan Asia Afrika, Bandung.
Acara ini mengundang sejumlah tokoh penting, termasuk Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia, Dr. (H.C.) Al Busyra Basnur, S.H., LL.M., yang juga merupakan pendiri Basnur Academy, serta Agil Tohir Baagil, pengamat dan pelaku bisnis yang telah lama berfokus pada kawasan Indonesia-Afrika. Dalam kesempatan ini, mahasiswa aktif Program Studi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional Universitas Pasundan turut berpartisipasi, termasuk Ivan Chrysnandio Winata, yang menyampaikan pemikiran terkait kerja sama kultural dan diplomasi akar rumput antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Generasi Muda: Penggerak Diplomasi yang Sering Terabaikan
Salah satu sorotan penting dalam acara ini adalah peran besar generasi muda dalam memperkuat hubungan internasional. Dalam suasana yang penuh dengan diskusi hangat, Ivan Chrysnandio Winata menyampaikan gagasan yang cukup menarik mengenai pentingnya diplomasi akar rumput dan kerja sama kultural sebagai langkah awal dalam mempererat hubungan antara Indonesia dan Afrika. Menurut Ivan, pemuda Indonesia perlu lebih diberdayakan untuk terlibat dalam percakapan global, mengingat mereka merupakan generasi yang lebih peka terhadap tantangan dunia modern yang semakin terhubung.
Pernyataan Ivan ini seolah mengingatkan kita akan kenyataan bahwa banyak pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sering kali memandang diplomasi sebagai sesuatu yang eksklusif dan hanya dapat diakses oleh para diplomat atau politisi senior. Padahal, peran pemuda, khususnya dalam konteks globalisasi saat ini, sangat vital. Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk berkolaborasi lintas budaya dan kawasan tidak hanya terbatas pada level pemerintah, tetapi juga harus tercermin dalam interaksi sehari-hari antarindividu di tingkat akar rumput.
Pentingnya Literasi Global dalam Membangun Kerja Sama dengan Afrika
Diskusi yang berlangsung juga mengangkat tema literasi budaya dan publik sebagai bagian dari diplomasi internasional. Sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran strategis dalam hubungan antara Asia dan Afrika. Akan tetapi, hubungan ini sering kali dipandang sebelah mata, dengan sedikitnya dialog yang terjadi antara kedua belah pihak di luar hubungan perdagangan atau politik formal. Dalam hal ini, Basnur Academy, melalui kolaborasinya dengan Universitas Pasundan, berusaha menggali potensi diplomasi kultural dan membuka wawasan baru tentang bagaimana Indonesia dapat lebih aktif lagi berinteraksi dengan negara-negara Afrika.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, tantangan terbesar adalah membangun pemahaman yang lebih mendalam mengenai Afrika itu sendiri. Wilayah ini sering kali disalahpahami dan dipandang sebelah mata oleh banyak orang di Indonesia, meskipun memiliki potensi besar dalam banyak aspek, mulai dari budaya hingga ekonomi. Pendidikan tentang Afrika, baik dalam konteks sejarah maupun masa depan, harus menjadi salah satu prioritas jika Indonesia ingin mengoptimalkan kemitraan dengan benua ini.
Kolaborasi yang Lebih Dari Sekadar Simbolis: Rencana Program Edukasi Global
Kerja sama yang dijalin antara Program Studi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional Universitas Pasundan dengan Basnur Academy bukan hanya berbicara tentang dialog sesaat. Kolaborasi ini melangkah lebih jauh dengan rencana implementasi program edukasi literasi dan kepemimpinan global yang akan diluncurkan pada Mei 2025. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan global, bukan hanya dari sisi pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk mempraktikkan nilai-nilai diplomasi yang inklusif dan progresif.
Rencana ini tidak hanya berfokus pada pemahaman teori, tetapi juga pada penerapan praktis melalui program magang, pertukaran budaya, dan kerja sama internasional lainnya yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Dengan begitu, diharapkan pemuda Indonesia dapat benar-benar mengerti dan terlibat dalam proses diplomasi yang lebih luas dan strategis.
Langkah Nyata untuk Memperkuat Diplomasi Kultural dan Literasi Global
Lebih jauh lagi, pertemuan ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas generasi dan lintas kawasan. Dalam dunia yang semakin terfragmentasi dan penuh dengan tantangan global, pendekatan berbasis kolaborasi, komunikasi efektif, dan pemahaman budaya menjadi kunci. Pembicaraan tentang diplomasi kultural dan literasi global membuka jalan bagi lahirnya sebuah pemahaman baru mengenai bagaimana hubungan antarbangsa dapat dijalin dengan lebih manusiawi dan bersifat inklusif.
Dengan adanya kolaborasi ini, Universitas Pasundan dan Basnur Academy tidak hanya sekadar merayakan sejarah, tetapi juga membuka peluang besar untuk masa depan yang lebih terhubung dan harmonis antara Indonesia dan dunia internasional. Sebuah langkah kecil yang bisa menjadi bagian dari perubahan besar dalam peta diplomasi global di masa mendatang.
Peran Pemuda dalam Diplomasi Global Tidak Bisa Diremehkan
Ke depan, Indonesia harus lebih memanfaatkan potensi generasi mudanya dalam membangun diplomasi publik yang lebih efektif. Kerja sama antara Universitas Pasundan dan Basnur Academy adalah awal yang baik, namun ini harus diikuti oleh langkah-langkah nyata lainnya. Tidak hanya untuk memperkuat hubungan Indonesia-Afrika, tetapi untuk membangun fondasi yang kokoh bagi diplomasi global Indonesia di tingkat internasional.
No comments