Breaking News

Bagaimana Album "Dark Matter" Pearl Jam Mempengaruhi Musik Modern

Pearl Jam

Seattle - Ketika Pearl Jam merilis album ke-12 mereka, Dark Matter, pada 19 April 2024, publik langsung dibuat terkejut. Bukan hanya karena band legendaris asal Seattle itu masih aktif menciptakan karya baru setelah lebih dari tiga dekade berkarier, tetapi juga karena nuansa musik yang dihadirkan terasa begitu vital, mentah, dan relevan di tengah lanskap musik digital yang kian homogen. Album ini menandai kembalinya Pearl Jam ke akar-akar rock yang lebih keras dan penuh energi, namun dengan sentuhan produksi modern yang tajam dan terkendali.

Dalam wawancara mereka dengan media musik seperti Rolling Stone dan NME, para personel Pearl Jam mengakui bahwa Dark Matter adalah album yang direkam secara intens dan langsung, diproduseri oleh Andrew Watt—seorang produser muda yang dikenal mampu menjembatani musisi senior dengan selera produksi masa kini. Watt sebelumnya dikenal berkolaborasi dengan musisi lintas generasi, mulai dari Ozzy Osbourne hingga Miley Cyrus, dan kehadirannya dalam produksi Dark Matter terbukti menyuntikkan energi baru pada Pearl Jam.

Secara musikal, Dark Matter menawarkan riff gitar yang tajam, groove drum yang agresif, serta vokal Eddie Vedder yang tetap penuh semangat dan karakter meskipun usianya telah melewati kepala lima. Lagu-lagu seperti "Scared of Fear," "Running," dan "Wreckage" menggambarkan bagaimana band ini memadukan semangat grunge awal 90-an dengan kedewasaan musikal dan narasi yang relevan dengan zaman. Beberapa kritikus menyebut album ini sebagai “album paling vital Pearl Jam dalam dua dekade terakhir.”

Para kritikus musik dunia memberikan sambutan yang sebagian besar positif terhadap Dark Matter. Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic menyebut album ini sebagai "pernyataan sonik yang menolak tenggelam dalam nostalgia," sementara Alexis Petridis dari The Guardian memuji bagaimana Pearl Jam “menghadirkan kesegaran tanpa meninggalkan karakter klasik mereka.” Sementara itu, Pitchfork, yang selama ini dikenal cukup keras terhadap band rock lama, mengakui bahwa Dark Matter berhasil “membuka ruang baru dalam diskursus rock alternatif kontemporer.”

Pearl Jam

Pengaruh Dark Matter terhadap musik modern terasa dalam dua dimensi utama. Pertama, ia memulihkan kepercayaan bahwa musik rock masih bisa memiliki ruang dalam industri musik yang didominasi pop, hip-hop, dan EDM. Kedua, album ini memperlihatkan bahwa veteran grunge sekaliber Pearl Jam bisa tetap relevan tanpa harus mengikuti tren atau mengandalkan nostalgia semata.

Banyak musisi muda, terutama dari ranah rock independen dan alternatif, mulai menyebut Dark Matter sebagai referensi baru. Band-band seperti Nothing But Thieves, Highly Suspect, hingga musisi solo seperti Barns Courtney dan King Princess mengaku terinspirasi oleh pendekatan rekaman langsung dan eksplorasi gitar di Dark Matter. Ini menunjukkan adanya tren baru di mana musisi muda kembali mengangkat elemen-elemen rock klasik, tetapi dibingkai dalam struktur dan bahasa produksi kontemporer.

Lebih jauh, Dark Matter juga berperan dalam memperkuat gelombang "revivalisme rock" yang sedang menguat di komunitas musik global. Di era streaming yang serba cepat dan algoritmis, Pearl Jam justru merilis album yang mengajak pendengarnya untuk duduk dan mendengarkan—dengan urutan lagu yang terstruktur, dinamika emosional yang jelas, dan lirik yang merefleksikan keresahan personal maupun sosial. Dalam banyak hal, Dark Matter adalah antitesis dari kebanyakan rilisan musik saat ini: bukan sekadar “koleksi lagu,” melainkan sebuah narasi utuh yang mengalir dari awal hingga akhir.

Eddie Vedder (Vokalis Pearl Jam) 

Perilisan Dark Matter pun tidak berdiri sendiri, melainkan didukung oleh rangkaian tur dunia "Dark Matter World Tour" yang sangat ambisius dan masif. Tur ini dimulai sejak Mei 2024 dan berlanjut sepanjang 2025, termasuk leg Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Berikut jadwal resmi tur Pearl Jam tahun 2025:

22 Mei – Los Angeles, CA – Kia Forum

24 Mei – Los Angeles, CA – Kia Forum

28 Mei – Seattle, WA – Climate Pledge Arena

30 Mei – Seattle, WA – Climate Pledge Arena

22 Juni – Dublin, Irlandia – Marlay Park

25 Juni – Manchester, Inggris – Co-op Live

29 Juni – London, Inggris – Tottenham Hotspur Stadium

2 Juli – Berlin, Jerman – Waldbühne

6 Juli – Barcelona, Spanyol – Palau Sant Jordi

8 Juli – Madrid, Spanyol – Mad Cool Festival

10 Juli – Lisbon, Portugal – NOS Alive Festival

13 Juli – Roma, Italia – Stadio Olimpico

22 November – Auckland, Selandia Baru – Go Media Stadium Mt Smart

27 November – Gold Coast, Australia – Heritage Bank Stadium

30 November – Melbourne, Australia – Marvel Stadium

4 Desember – Sydney, Australia – Giants Stadium

7 Desember – Newcastle, Australia – McDonald Jones Stadium


Di setiap pertunjukan, mereka membawakan kombinasi lagu-lagu baru dari Dark Matter serta hits klasik seperti “Even Flow,” “Alive,” dan “Black.” Setlist mereka yang dinamis, kadang mencapai 25 lagu per malam, menampilkan keharmonisan antara masa lalu dan masa kini. Lagu-lagu baru seperti “Got to Give” dan “Upper Hand” berdampingan dengan lagu-lagu legendaris, menunjukkan bagaimana Dark Matter tidak hanya diterima dengan baik oleh penggemar baru tetapi juga dihormati oleh pendengar lama yang telah mengikuti perjalanan Pearl Jam sejak dekade 90-an. Konser mereka juga dilengkapi dengan penampilan band pembuka seperti Dead Pioneers dan Teen Jesus and the Jean Teasers, yang memperkuat tema intergenerasional dari tur ini.

Dari segi komersial, tur ini mencatatkan pendapatan lebih dari $120 juta hanya dari 30 pertunjukan pertama—angka yang luar biasa bagi band rock dengan usia lebih dari 30 tahun di industri musik. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa musik rock, ketika dikerjakan dengan kejujuran artistik dan produksi yang matang, masih memiliki pasar yang kuat dan lintas generasi.

Dalam konteks sejarah musik, Dark Matter dapat dilihat sebagai bagian dari fase keempat Pearl Jam: fase rekonsiliasi antara akar dan arah. Jika fase pertama adalah masa eksplosif grunge awal 90-an, fase kedua adalah fase eksperimental pasca-Yield (1998), dan fase ketiga adalah fase stabil namun senyap di era 2000-an hingga 2010-an, maka Dark Matter adalah fase reaktualisasi. Ia membuktikan bahwa Pearl Jam tidak hanya sekadar bertahan hidup, tetapi juga bisa menjadi mercusuar arah bagi rock modern yang kerap kehilangan kompasnya.

Dari berbagai sumber

No comments