Breaking News

Trump Perintahkan Investigasi Keamanan Nasional atas Ketergantungan AS terhadap Impor Mineral Kritis

Donald J. Trump (Presiden Amerika Serikat) 

Washington - Presiden Donald J. Trump menandatangani sebuah Executive Order yang memerintahkan investigasi terhadap risiko keamanan nasional akibat ketergantungan Amerika Serikat pada impor mineral kritis olahan dan produk turunannya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan industri pertahanan Amerika.

Dalam perintah tersebut, Presiden Trump menginstruksikan Menteri Perdagangan untuk memulai penyelidikan berdasarkan Pasal 232 dari Trade Expansion Act tahun 1962. Penyelidikan ini bertujuan untuk menilai dampak dari impor bahan-bahan tersebut terhadap ketahanan nasional, stabilitas ekonomi, dan kerentanan rantai pasok domestik.

"Mineral kritis, termasuk unsur tanah jarang, adalah fondasi utama dalam pertahanan, teknologi tinggi, dan infrastruktur," ujar Trump. "Ketergantungan pada negara asing, terutama negara yang berpotensi menjadi adversarial, merupakan ancaman nyata bagi keamanan nasional."

Investigasi ini akan mencakup evaluasi terhadap distorsi pasar global, manipulasi harga, serta pembatasan ekspor yang bersifat sepihak dari negara pemasok. Hasil investigasi akan dirangkum dalam laporan resmi yang berisi rekomendasi kebijakan, termasuk potensi penerapan tarif sebagai bentuk perlindungan.

Presiden Trump menyoroti tindakan terbaru pemerintah Tiongkok yang menangguhkan ekspor enam jenis logam tanah jarang berat dan magnet tanah jarang ke AS. Tindakan ini menyusul larangan ekspor sebelumnya atas gallium, germanium, dan antimoni – mineral dengan aplikasi militer tinggi.

Sebagai respon terhadap ancaman tersebut, jika penyelidikan menunjukkan bahwa impor bahan-bahan tersebut membahayakan keamanan nasional, Presiden dapat memberlakukan tarif baru berdasarkan Pasal 232, menggantikan tarif timbal balik yang ada saat ini.

Langkah ini memperkuat kebijakan “America First Trade Policy” yang digagas Trump sejak hari pertama menjabat kembali. Di bawah kebijakan ini, AS telah menerapkan tarif 10% atas semua negara dan tarif yang lebih tinggi terhadap negara dengan defisit perdagangan terbesar, termasuk tarif hingga 245% terhadap Tiongkok.

Pemerintah Trump juga telah menutup celah hukum untuk memulihkan tarif 25% atas baja dan aluminium, serta memulai investigasi serupa atas impor tembaga dan kayu. Selain itu, Trump memperkenalkan Fair and Reciprocal Plan untuk memulihkan keadilan dalam perjanjian dagang internasional dan melindungi inovasi perusahaan Amerika dari pajak layanan digital yang diberlakukan oleh negara lain.

"Amerika tidak bisa lagi tunduk pada dominasi rantai pasok asing yang melemahkan ekonomi dan kemampuan pertahanan kita," tegas Trump. "Inilah saatnya untuk membangkitkan kembali industri dalam negeri dan memastikan kedaulatan ekonomi bangsa ini."

(-TYN-) 

No comments