Breaking News

Anthony Albanese Menang Telak di Pemilu 2025, Siap Perkuat Hubungan Strategis dengan Indonesia yang Kini Bergabung dalam BRICS

 Anthony Albanese (Perdana Menteri Australia) 

Sydney – Perdana Menteri Australia Anthony Albanese resmi mengamankan masa jabatan kedua berturut-turut usai kemenangan telak Partai Buruh dalam pemilu federal 2025. Dengan perolehan sekitar 86 kursi di parlemen, Partai Buruh tak hanya mempertahankan kekuasaan, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai partai mayoritas, meninggalkan koalisi oposisi Liberal-Nasional yang hanya meraih sekitar 40 kursi.

Keberhasilan ini menandai rekor baru, menjadikan Albanese sebagai perdana menteri pertama dalam lebih dari dua dekade yang berhasil memenangi pemilu dua kali berturut-turut sejak John Howard pada 2004. Dalam pidato kemenangannya, Albanese menekankan komitmen pemerintahannya untuk terus mendorong keadilan sosial, transformasi energi bersih, dan diplomasi aktif di kawasan Indo-Pasifik.

Salah satu tantangan utama dalam periode kedua Albanese adalah dinamika geopolitik kawasan, termasuk posisi Indonesia yang kini secara resmi tergabung dalam kelompok negara berkembang BRICS—bersama Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS mencerminkan ambisi strategis Jakarta untuk memperluas pengaruhnya di tataran global dan membangun aliansi ekonomi-politik alternatif di luar dominasi Barat.

Anthony Albenes dan Prabowo Subianto

Menanggapi perkembangan ini, Albanese menunjukkan sikap terbuka namun berhati-hati. Dalam beberapa forum internasional, ia menyatakan bahwa Australia menghargai otonomi kebijakan luar negeri Indonesia dan melihat potensi BRICS sebagai mitra pembangunan, bukan ancaman langsung. Meski demikian, ia juga mengingatkan pentingnya keterbukaan dan prinsip tatanan global berbasis aturan (rules-based order), prinsip yang terus diadvokasikan Australia dalam berbagai kemitraan strategis, termasuk AUKUS dan QUAD.

"Indonesia adalah mitra utama kami di kawasan, dan kami melihat keanggotaan mereka di BRICS sebagai peluang untuk memperdalam dialog strategis, bukan penghalang," kata Albanese dalam wawancara bersama ABC News. Ia menambahkan bahwa hubungan bilateral dengan Indonesia telah memasuki fase strategic reset yang menekankan kerja sama praktis di bidang pertahanan, transisi energi, digitalisasi, dan ketahanan pangan.

Sejak menjabat pada 2022, pemerintahan Albanese secara aktif merestorasi hubungan luar negeri yang sempat memburuk, termasuk dengan negara-negara Asia Tenggara. Bersama Indonesia, Australia memperkuat Comprehensive Strategic Partnership dan memperluas cakupan kerja sama melalui IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement). Albanese juga dikenal menjalin hubungan baik dengan Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam agenda kerja sama militer, pendidikan vokasi, dan penguatan dialog lintas budaya.



Namun, di tengah menguatnya aliansi Indonesia dengan kekuatan besar seperti Tiongkok dan Rusia melalui BRICS, Australia dituntut untuk mengelola hubungan secara cermat agar tidak memicu kecurigaan atau ketegangan baru. Kebijakan minilateralism ala Australia, seperti keterlibatan dalam AUKUS, kerap dipandang sensitif oleh Jakarta, yang selama ini konsisten menjaga prinsip non-blok dan otonomi strategis.

Dengan mandat baru di tangannya, Anthony Albanese diperkirakan akan menempuh jalur diplomasi yang lebih pragmatis dan sensitif terhadap dinamika kawasan. Australia kini menghadapi tugas besar: mempertahankan pengaruhnya di Indo-Pasifik sembari menjalin hubungan saling menghormati dengan Indonesia yang kini makin percaya diri di panggung global sebagai anggota BRICS.

Referensi: Dari Berbagai Sumber

No comments